uhuy

Thursday 11 September 2014

Perlukah Balas Dendam ke Mantan Pasangan?

Perlukah Balas Dendam ke Mantan Pasangan?

Patah Hati
Sakit hati karena putus cinta memang tak terelakkan. Tapi balas dendam kepada mantan hanya akan memperburuk keadaan dan tidak menyehatkan kondisi kejiwaan, demikian kata psikolog.


Belakangan ini seperti sebuah tradisi perpisahan atau perceraian harus dirayakan. Namun tujuan dan bentuknya lebih banyak sebagai upaya untuk balas dendam atas sakit hati akibat perpisahan tersebut.



Mulai menyebarkan kejelekan-kejelekan atau bahkan berita bohong tentang mantan, membuat upacara pemakaman bohong-bohongan dengan mengubur boneka yang dianggap sebagai mantan, atau jika kebetulan mereka adalah publik figur, mereka memanfaatkan media massa untuk menyebarkan masalah percintaan dan dibumbui dengan berita-berita buruk tentang mantan.



"Sementara semua ini memungkinkan Anda untuk mengekspresikan perasaan marah dan dendam yang tak tertahankan, itu bukan solusi permanen dan tidak dapat menjadi akhir yang baik. Melakukan balas dendam hanya menurunkan martabat dan tidak lebih baik justru berbahaya," kata Dr Parul Tank, seorang psikiater.



Cara-cara tersebut menurut psikologis klinis dan psikoterapis Varkha Chulani, justru terlalu berlebihan. Seseorang tidak perlu sampai melakukan hal-hal demikian hanya untuk move on atau berkompromi dengan perpisahan.



"Yang dibutuhkan adalah menerima dengan cara yang sederhana dan penguatan pada diri sendiri bahwa orang itu tidak lebih baik dari apapun," katanya, seperti INILAHCOM lansir dari timeofindia, Rabu (10/9/2014).



Cara-cara balas dendam hanya agar mantan merasakan sakit hati yang Anda rasakan, menurut Varkha justru membuat kita seperti tidak berharga. Terpuruk lebih dalam hanya karena pasangan menolak dan memutuskan mengakhiri hubungan.



Lalu bagaimana menangani sakit hati dan kesedihan karena putus?



Konsep menyalahkan pasangan karena hubungan asmara yang harus berakhir adalah konsep yang paling berbahaya dan merugikan diri sendiri. Ini memberi pemahaman yang salah bahwa Anda harus mendapatkan semua yang Anda inginkan dan jika tidak bisa memilikinya, maka pasangan harus dihukum.



Sebaliknya Anda harus menunjukkan menjadi pribadi yang bebas dan menikmati hidup sebagai sebuah tantangan. Ketika putus bersedih adalah wajar bahkan harus, tapi setelah itu bagaimana Anda menjalani perpisahan dengan lapang dada dan bangkit.
Ini justru memberi pandangan yang positif tentang diri sendiri bahwa Anda tidak akan jatuh apalagi menderita karena sebuah perpisahan.



Tetap menghormati diri sendiri dan menjaga martabat tetap utuh. Belajar mengatasi kehilangan dengan tenang dan sebijaksana mungkin.



sumber >> Perlukah Balas Dendam ke Mantan Pasangan? - INILAH.com



baca juga 

Inilah Sayuran Dengan Nutrisi Terbaik

Makanan yang Membuat Payudara Menjadi Indah

Payudara Terindah di Dunia